RELAY DIFERENSIAL
TIPE LONGITUDINAL UNTUK
PROTEKSI TRANSFORMATOR TIGA FASA BERBASIS
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535
PROTEKSI TRANSFORMATOR TIGA FASA BERBASIS
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA8535
Nama : Iwandy Sagala
NIM : 511131005
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan
NIM : 511131005
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan
Abstrak
Transformator tiga fasa merupakan salah
satu alat penting dalam sistem
ketenagalistrikan karena untuk
pengkonversian tegangan, baik menaikkan atau nenurunkan tegangan sebelum masuk
atau keluar dari jaringan untuk menyesuaikan tegangan yang
dipakai. Jika transformator mengalami gangguan, maka penyaluran tenaga listrik
dapat terganggu, sehingga transformator memerlukan peralatan proteksi
baik proteksi utama (main protection) maupun
proteksi cadangan. Pada
transformator sering mengalami
gangguan internal sehingga
diperlukan pengaman utama
untuk transformator yaitu
relay diferensial, sehingga dapat mengisolasi gangguan internal secepat mungkin
tanpa mengakibatkan kerusakan yang
lebih lanjut.
Tujuan tugas akhir ini adalah merancang relay diferensial tipe
longitudinal untuk proteksi transformator tiga fasa berbasis mikrokontroler AVR ATMega8535. Mikrokontroler digunakan sebagai
unit untuk mengontrol sistem dari relay diferensial yang dapat melakukan aksi saat transformator dalam keadaan
normal maupun saat sedang mengalami gangguan. Aksi relay diferensial ini saat
keadaan normal adalah memantau secara realtime nilai arus saluran masing-masing
fasa pada transformator, sedangkan
pada saat gangguan maka relay akan secara seketika mengisolasi transformator
dengan cara memutus circuit breaker atau
kontaktor sehingga tidak akan terjadi kerusakan lebih lanjut. Selain itu relay ini juga disertai indikator yang menyatakan apakah relay dalam kondisi power on, relay normal atau relay sedang trip. Relay diferensial dapat digunakan untuk untuk proteksi transformator tiga fasa sampai dengan arus maksimum masingmasing fasa sebesar 8,5 A. Waktu operasi relay adalah antara 200-228 milisekon.
kontaktor sehingga tidak akan terjadi kerusakan lebih lanjut. Selain itu relay ini juga disertai indikator yang menyatakan apakah relay dalam kondisi power on, relay normal atau relay sedang trip. Relay diferensial dapat digunakan untuk untuk proteksi transformator tiga fasa sampai dengan arus maksimum masingmasing fasa sebesar 8,5 A. Waktu operasi relay adalah antara 200-228 milisekon.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transformator tiga fasa
merupakan salah satu peralatan penting
yang digunakan dalam
sistem tenaga listrik. Sistem tenaga listrik yang handal adalah
apabila sistem tersebut bisa mencatu
tenaga listrik dengan stabil dan
berkesinambungan. Proteksi transformator dimaksudkan untuk mencegah
transformator dari kerusakan akibat gangguan- gangguan yang terjadi pada
transformator tersebut dan membatasi daerah (zone) pemadaman
sekecil mungkin. Pada sistem
pengaman tenaga listrik dikenal dengan daerah-daerah
pengamanan, sehingga pengaman transformator
merupakan pengaman utama (main protection) bagi transformator dan
pengaman cadangan untuk sistem-sistem yang terkait seperti saluran
transmisi dan generator.
Beberapa macam pengaman utama transformator dari gangguan internal antara
lain adala relay bucholz, relay
suhu, relay hubung
tanah dan relay diferensial. Relay
diferensial digunakan sebagai pengaman utama pada
transformator terhadap gangguan didalam transformator. Prinsip kerja relay diferensial adalah berdasarkan keseimbangan arus,dimana relay akan bereaksi
jika dua atau
lebih besaran listrik
yang sama mempunyai nilai yang lebih besar dari nilai yang
telah ditentukan (setting value).
Relay diferensial dibagi menjadi dua
jenis yaitu tipe
longitudinal dan percentage,
yang membedaan diantara
keduanya adalah dalam
hal cara penentuan nilai setting dan kontruksinya.
Masalah yang Dibahas
1. Transformator yang digunakan adalah
transformator tiga fasa tiga
inti.
2.Transformator yang
digunakan adalah tipe
step down.
3.Variasi konfigurasi
hubungan transformator adalah bintang-delta,
delta-bintang, delta-delta dan bintang-bintang tanpa memperhatikan
konfigurasi jam trafonya.
4.Konfigurasi pada
sisi sekunder CT
adalah konfigurasi
bintang.
5. Tipe relay diferensialnya adalah tipe
longitudinal.
6. Pemutus tenaga pada perancangan menggunakan kontaktor tiga phasa.
6. Pemutus tenaga pada perancangan menggunakan kontaktor tiga phasa.
7.Sumber daya tiga fasa yang digunakan
bertegangan fasa-fasa 380V± 5%.
8.Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega8535.
B. Dasar Teori
1. Transformator 3
Fasa
a. Transformator
Hubungan Bintang
Pada hubungan
bintang terdapat titik
netral dan saluran netral akan mengalirkan arus IN yang besarnya IN = IA + IB + IC
, dalam sistem yang seimbang IN = 0.
Untuk
hubungan bintang berlaku hubungan :
Besarnya
daya pada hubungan bintang adalah tiga kali
tiap transformator.
S =
3.Vp.Ip.............................(2.1)
Keterangan
:
S = daya
semu transformator tiga fasa (VA)
VP =
tegangan fasa (Volt)
VL =
tegangan saluran (Volt)
IL = arus
saluran (A)
b. Transformator Hubungan Delta
Tegangan transformator tiga fasa dengan kumparan yang dihubungkan secara delta VAB, VBC, VCA masing- masing berbeda 120°.
Tegangan transformator tiga fasa dengan kumparan yang dihubungkan secara delta VAB, VBC, VCA masing- masing berbeda 120°.
V AB
+ VBC + VCA = 0.......................(2.3)
c. Transformator
Hubungan Zig-zag
Pada hubungan zig-zag dimana masing-masing lilitan tiga fasa pada sisi tegangan rendah dibagi menjadi dua bagian dan masing-masing dihubungkan pada kaki yang berlainan.
Pada hubungan zig-zag dimana masing-masing lilitan tiga fasa pada sisi tegangan rendah dibagi menjadi dua bagian dan masing-masing dihubungkan pada kaki yang berlainan.
Hubungan silang
atau zig-zag digunakan
untuk keperluan khusus seperti pada ransformator
distribusi dan transformator converter.
d.. Vektor Grup Transformator
Vektor grup transformator
atau jam trafo
akan menentukan pergeseran sudut
arus primer dan sekunder pada
transformator, hal ini akan menentukan sambungan relay
diferensial.
Vektor tegangan dan arah arus pada
transformator daya dan transformator arus.
Gambar dibawah ini menunjukkan contoh cara
menentukan vektor grup transformator Yd11 serta cara
merangkai wiring dari
kumparan sisi primer
dan sekunder transformator sehingga arah
arah arusnya sesuai
dengan vektor grup transformator
yang kita tentukan.
2. Sistem
Proteksi
a. Sistem Proteksi dan Atributnya
Suatu sistem proteksi akan
merasakan keadaan yang abnormal pada bagian dari sistem tenaga dan memberikan peringatan
atau mengisolasi keadaan tersebut dari sistem yang sehat. Pada gambar 2.5
menunjukan sebuah contoh sistem proteksi untuk proteksi relay jarak pada
saluran transimisi, yang terdiri dari sebuah CT (Current Transformer)
dan sebuah PT (Potential Transformer), sebuah relay dan pemutus
tenaga (circuit breaker). Setiap sistem proteksi akan mempunyai komponen – komponen dasar
tersebut.
Beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh relay proteksi, adalah sbb :
1. Sensitivity (sensitif)
2. Selektivity (selektif)
dan discrimination (diskriminasi)
3. Reliability (keandalan)
4. Speed (kecepatan)
b.
Organisasi Proteksi
Proteksi diorganisasi dengan cara
yang sangat logis. Idenya adalah membuat cincin pengaman mengelilingi setiap
elemen dari sistem tenaga. Jika terdapat gangguan pada daerah cincin ini, relay
akan memerintahkan pemutus tenaga untuk trip dan mengamankan daerah yang
sehat. Cincin pengaman ini disebut dengan zona proteksi. Pada Gambar di bawah
ditunjukan suatu zona proteksi sederhana dari relay diferensial untuk
proteksi pada transformator.
Zona
proteksi, gangguan internal dan eksternal
c. Zona Proteksi
Variasi
zona proteksi untuk sistem tenaga secara khusus, ditunjukan oleh gambar 2.7.
Dapat diamati bahwa zona-zona yang berdekatan saling melingkupi (overlap),
dilain pihak terdapat bagian yang tidak terproteksi. Pada waktu yang bersamaan,
harus disadari bahwa jika gangguan terjadi pada daerah yang dilingkupi maka
lebih sedikit CB yang akan trip. Setiap zona akan menggunakan prinsip relay yang
berbeda – beda.
Gambar
Macam-macam zona proteksi untuk sistem tenaga.
d. Proteksi
Transformator
Pr
oteksi transformator dimaksudkan untuk mencegah transfor mator dari kerusakan
akibat gangguangangguan yang terjadi pada transformato r te rsebut dan membat
as i daerah pemadaman sekeci l mungkin. Berbagai kemungkinan gangguan yang
terjadi pada transformator adalah sebagai berikut :
1. Hubung singkat pada kumparan
transformator, yaitu antarkumparan fase, di dalam kumparan fase dan antarfase
dengan tangki atau inti
2. Hubung singkat di luar
transformator, baik simetris maupun asimetris
3. Beban lebih
4. Sambaran petir
5. Gangguan sistem pendingin
3. Relay Diferensial
Relay
diferensial
merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan keseimbangan (balance).Relay
diferensial digunakan sebagai pengaman utama (main protection). Relay ini
sangat selektif sehingga tidak perlu dikoordinir dengan relay lain,
disamping itu sistem kerjanya sangat cepat dan tidak memerlukan waktu tunda (time
delay).
Relay diferensial ada
dua jenis yaitu :
a. Longitudinal Differensial Relay (LDR)
Longitudinal
differensial relay biasa
dikenal sebagai circulating current type. Dalam keadaan normal, maka gangguan
yang terjadi diluar daerah pengamanan (zone)mengakibatkan tidak ada arus
atau bahkan sangat kecil yang mengalir di operating coil. Nilai setting longitudinal
differensial relay adalah : i setting = 

Keterangan :
isetting ,Δi = nilai setting longitudinal
differensial relay (A)
i1 = arus sisi primer (A)
i2 = arus sisi sekunder (A)
Percentage
differensial relay muncul
karena kelemahan LDR yakni arus setting harus dibuat lebih besar dari
arus operasi dalam keadaan normal untuk mengatasi arus inrush dan gangguan yang
cukup besar berada diluar daerah proteksinya. Percentage differensial relay mempunyai
restraining coil yang ditap pada bagian tengahnya, sehingga membentuk
dua bagian dengan jumlah lilitan yang sama, Nr/2. Restraining coil dihubungkan
pada bagian arus yang bersikulasi, sehingga menerima arus gangguan yang lewat (through
fault current). Operating coil mempunyai jumlah lilitan No, yang
dihubungkan pada bagian spill (spill path). Persamaan torsi untuk relay
ini adalah sbb :
Torsi pada relay elektromagnetik
adalah proporsional terhadap kuadrat dari flux, sehingga torsi
Relay trip jika torsi operating
lebih besar daripada torsi restraining. Relay akan dalam
operasi ambang ketika torsi operating seimbang torsi restraining.
Dengan menggabaikan torsi restraining
yang disebabkan oleh spring, sehingga dapat dituliskan sebagai :
dimana k = Nr/No
Jika efek dari spring (Ko)
diperhitungkan, maka :
Karakteristik operasi relay akan
berupa garis lurus dari slope (Nr/No). Percentage differensial relay mempunyai
dua setting yaitu setting slope dan setting minimum
pick-up. Slope diatur dengan merubah tapping pada restraining
coil. Setting minimum pick-up diatur dengan merubah spring dari
restraining.
Blok diagram percentage differensial
relay.
Secara umum besarnya setting
slope relaydiferensial dapat dapat dirumuskan sebagai berikut :
Setting % =
Sebuah mikrokontroler adalah
suatu kombinasi dari mikroprosesor, piranti Input/Output (I/O) dan
memori yang terdiri atas EEPROM dan RAM (Random Access Memory)
dalam bentuk keping tunggal (single chip). Adapun secara lengkapnya
mikrokontroler Atmel ATMega8535 ini memiliki fitur sebagai berikut :
1. Performa tinggi dan konsumsi
daya rendah.
2. Mempunyai kecepatan maksimal
16 MHz.
3. Mempunyai dua Timer/Counter 8
bit, satu Timer/Counter 16 bit dan 4 kanal PWM.
4. Mempunyai 8 channel internal
ADC.
5. Programable serial USART (Universal
Synchronous and Asynchronous Receiver-Transmitter)
6. Analog Comparator dalam
chip.
7. Mempunyai 6 pilihan sleep
mode untuk penghematan daya listrik.
8. Mempunyai 32 jalur I/O yang
dapat diprogram (PORT A-PORT D).
PERANCANGAN
A. Perancangan
Perangkat Keras
1. Secara umum
diagram blok perancangan sistem relay diferensial ditunjukkan pada di
bawah :
2. Power Supply
Pembuatan power
supply ini digunakan untuk menggerakan supply mikrokontroler, driver
relay, rangkaian current to voltage converter dan rangkaian
pengkondisi sinyal.
3. Current
Transformer (CT)
Trafo arus (current
transformer) yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah CT OTTO MSQ-30
dengan rasio 100/5. Dalam perancangan tugas akhir ini CT yang digunakan adalah
sebanyak 6 buah, masing-masing sebanyak 3 buah dipasang pada sisi primer dan
sekunder transformator 3 fasa.
a. Current
to Voltage Converter
Rangkaian ini digunakan untuk
mengkonversi nilai arus AC menjadi tegangan DC.
Dari rangkaian nilai tegangan
keluaran DC (Vout) yang besarnya dapat dirumuskan sbb :
Keterangan :
Vout : tegangan keluaran DC
(Volt)
Vin : i x Ri : tegangan masukan
AC (Volt)
I : arus masukan rangkaian I to V
(A)
Ri, R1, R2, R3, R4 : resistor (Ω).
4. Pengkondisi
Sinyal
Rangkaian pengkondisi sinyal
berfungsi untuk menguatkan dan membalik nilai tegangan keluaran dari rangkaian
current to voltage converter.
5. Sistem
Minimum Mikrokontroler ATMega8535
Sistem mikrokontroler ATMega8535
digunakan sebagai unit kendali utama yang didalamnya berisi program untuk
mengendalikan operasi relay diferensial. Didalamnya termasuk pengolahan
nilai arus masing-masing fasa pada transformator tiga fasa, setting relay diferensial,
dan pengaturan tampilan LCD.
6 Driver Trip
Coil
Rangkaian output yaitu driver
trip coil (driver relay) di kontrol oleh mikrokontroler ATMega8535.
Rangkaian driver trip coil digunakan untuk mengemudikan/memicu koil pada
kontaktor.
7. Kontaktor 3
Fasa
Kontaktor 3 fasa yang digunakan
adalah kontaktor AC Chint NC1-0910 yang merupakan kontaktor AC magnetik yang
menggunakan tegangan 220 Volt sebagai tegangan supply koilnya. Kontaktor
ini memiliki keadaan normal
tertutup/close (NC).
Keypad
Keypad yang digunakan adalah
matrik 4x4 dengan memanfaatkan port B pada mikrokontroler.
Keypad digunakan untuk
setting konfigurasi transformator, rasio CT, input nilai arus setting
(Iset) dan untuk mereset relay.
9. LCD
LCD matrik yang digunakan pada
tugas akhir ini adalah M1632. LCD jenis ini dapat menampilkan 32 karakter dalam
dua baris. Setiap baris berisi 16 karakter.
B. Perancangan
Perangkat Lunak
Pemrograman mikrokontroler
ATMega8535 dilakukan dengan menggunakan bahasa assembly dan C.
Flowchart program utama
adalah seperti berikut :
PENGUJIAN
DAN ANALISA
v
Pengujian Current Transformer
Pengujian
terhadap current transformer (CT) dilakukan dengan cara mengukur arus
masukan dan arus keluaran dari CT. Gambar
Grafik hubungan antara arus
primer (Ip) terhadap arus sekunder (Is) CT berdasarkan hasil pengujian.
Dimana :
Kn : rasio
nominal CT
Ip : arus primer
(A)
Is : arus
sekunder (A)
Pengujian Current to Voltage
Converter
Dari hasil
pengujian current to voltage converterdidapatkan hasil bahwa terdapat
perbedaan tegangan keluaran diantara masing-masing rangkaian current
tovoltage converter. Perbedaan tegangan ini disebabkan olehnilai toleransi
dari tahanan dan ketidakidentikan CT sehingga nilai masukan arus rangkaian current
to voltage converter berbeda-beda pada saat keenam CT digunakan untuk
mengukur arus dengan besar yang sama pada sisi primer CT.
Grafik hubungan antara arus
primer CT terhadap tegangan keluaran rangkaian current to voltage converter.
Berdasarkan
pembacaan arus beban maksimum transformator yang dapat dilakukan oleh rangkaian
adalah sebesar 8,5 A. Nilai arus maksimum ini menyesuaikan dengan referensi
tegangan ADC yaitu sebesar 5 volt.
Pengujian
Hubung Singkat
Pengujian hubung
singkat dilakukan pada sisi beban dari transformator. Transformator tiga fasa
yang digunakan dirangkai dari tiga transformator satu fasa. Perbandingan
lilitan antara sisi primer dan sekunder transformator atau rasio transformator
adalah 390/110. Rasio CT yang digunakan adalah 100/5.
Wiring diagram pengujian
hubung singkat fasa-fasa.
Wiring
diagram pengujian hubung singkat fasa-tanah.
Berdasarkan
pengujian hubung singkat, besarnya waktu operasi relay (top) adalah
berkisar 200-228 ms.
Pengujian Software
Unjuk kerja relay
diferensial sangat dipengaruhi oleh keakuratan pembacaan arus masing-masing
saluran.
Grafik hubungan antara arus nominal
saluran terhadap arus pembacaan oleh relay.
Dari
Gambar di atas dapat dilihat bahwa semakin besar arus nominal saluran maka
kesalahan pembacaan arus oleh relay relatif semakin kecil. Perbedaan ini
akan mengakibatkan error pembacaan sebesar selisih antara arus nominal
saluran dengan arus yang terbaca oleh relay. Pada perancangan, relay akan
menampilkan nilai arus masing-masing fasa secara real-time pada transformator pada saat relay dalam
keadaan normal.
Sedangkan pada
saat transformator mengalami gangguan relay akan mentribkan kontaktor
serta menghitung dan menampilkan waktu operasi (top) relay. Relay juga
akan mengindikasikan kondisi relay melalui lampu indikator.
PENUTUP
v Kesimpulan
Berdasarkan
perancangan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada Tugas Akhir ini,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Relay diferensial
dapat digunakan untuk untuk proteksi transformator tiga fasa sampai dengan arus
maksimum masing-masing fasa sebesar 8,5 A.
2. Pada kondisi
normal relay dapat digunakan sebagai media untuk pembacaan arus secara realtime
masing-masing fasa dari transformator tiga fasa, sedangkan pada saat
gangguan relay akan mentribkan kontaktor serta menampilkan waktu operasi
relay.
3. Karakteristik
waktu operasi relay adalah instantaneous dengan waktu operasi
antara 200-228 milisekon untuk gangguan fasa-fasa maupun gangguan fasa-tanah.
v Saran
Saran yang dapat
saya berikan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya
dapat digunakan CT yang seidentik mungkin supaya dapat melakukan pembacaan
nilai arus yang seragam dari keenam buah CT.
2. Untuk
pengembangan supaya relay dapat digunakan untuk transformator dengan
kapasitas arus beban besar dapat dilakukan dengan meningkatkan range pembacaan
arus maksimal oleh relay dengan cara mengubah nilai tahanan dan
penguatan pada rangkaian current to voltage converter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar